Band Indonesia Terkenal

10 Nama Band Musik Terkenal Indonesia yang Berasal dari Singkatan (Foto: Ist)

JAKARTA - Setidaknya ada 10 nama band musik terkenal Indonesia yang berasal dari singkatan. Pecinta musik Tanah Air tentu sudah tidak asing dengan nama-nama band yang ngehits di era 90-an hingga 2000-an.

Sebut saja Peterpan, Dewa 19, Kla Project, dan lain-lain. Namun, tahukah Anda jika sejumlah nama band sudah sangat populer itu rupanya berasal dari sebuah singkatan?

Bagi yang belum tahu, berikut 10 nama band musik terkenal Indonesia yang berasal dari singkatan.

Salah satu band yang pamornya sangat fenomenal di Indonesia adalah Dewa 19 yang digawangi oleh Ahmad Dhani dan kawan-kawan. Band ini telah melahirkan banyak tembang hits yang tak lekang oleh waktu, sebut saja Roman Picisan, Risalah Hati, Pupus, dan Dewi.

Di balik karyanya yang legit, nama Dewa 19 rupanya merupakan sebuah akronim dari nama-nama depan para personel terdahulu. Ahmad Dhani dalam kanal Youtube Daniel Mananta Network yang tayang pada 16 Juni 2020 mengatakan jika Dewa berasal dari Dhani, Erwin, Wawan, dan Andra. Sementara 19 berasal dari album pertama mereka.

Anda tentu tidak asing dengan band ST 12 yang memiliki vokalis bersuara khas mendayu-dayu. Dilansir dari Youtube Ridwan Frey yang tayang pada 21 Oktober 2021, band yang bergenre pop alternatif ini diprakarsai oleh Pepep dan Iman yang kemudian mengajak Pepeng bergabung. Setelah itu grup band ini merekrut Charlie sebagai vokalis.

Para personel band ini pun akhirnya memutuskan untuk menggunakan nama ST 12 yang merupakan akronim dari Jalan Stasiun Timur Nomor 12, Bandung. Tempat tersebut adalah markas berkumpulnya grup musik ini.

3. MALIQ & D’Essentials

Selanjutnya adalah grup band yang beraliran Jazz yakni MALIQ & D’Essentials. Nama band yang aktif sejak tahun 2002 ini sering disalahpahami sebagai nama salah satu anggotanya. Padahal, menurut Wikipedia nama MALIQ sendiri merupakan singkatan dari Music and Live Instrumental Quality.

Band yang digawangi oleh Rekti Yeowono yakni The S.I.G.I.T pada awalnya diambil dari nama ayah sang vokalis. Namun, pada akhirnya The S.I.G.I.T memutuskan untuk membuat akronim dari nama tersebut agar tampak keren.

“Akhirnya di Google, masa The SIGIT doang, kurang keren ya walaupun nama bapak saya ya.” kata Rekti Youtube VINDES yang tayang pada 27 September 2021.

Kini The S.I.G.I.T memiliki kepanjangan, yakni The Super Insurgent Group of Intemperance Talent.

Melansir dari laman Slank.com, asal usul nama band yang berdiri pada 1983 ini diambil dari aksi panggung para personelnya yang terkesan slengean. Sehingga Bimbim cs memutuskan untuk menggunakan nama Slank.

Smash merupakan boyband yang muncul di tengah era boyband dan girlband dari Korea Selatan. Dibentuk pada 10 April 2010, Smash beranggotakan tujuh personel, yakni Rafael, Rangga, Bisma, Dicky, Reza, Morgan, dan Ilham. Nama Smash sendiri merupakan akronim dari Seven Man as Seven Heroes.

Sebagai seorang musisi yang fenomenal, Ahmad Dhani rupanya tidak kehabisan ide untuk membuat nama band. Setelah Dewa 19, Ahmad Dhani juga memiliki band lain yang bernama TRIAD.

Sebenarnya nama TRIAD sendiri tidak ada arti apa-apa, hanya saja banyak yang mengasosiasikan nama TRIAD sebagai akronim dari The Rock Indonesia Ahmad Dhani. Mengenai hal itu, mantan suami Maia Estianty itu pun tidak mempermasalahkannya.

Band yang membesarkan nama Ariel ini rupanya disebut-sebut sebagai akronim dari Pemuda Terminal Antapani. Meski demikian, dalam Youtube Helmy Yahya (15/9/2020) Ariel mengatakan jika nama Peterpan diambil dari ide Andika yang saat itu tengah makan sate kelinci yang kebetulan bernama Peterpan.

Band yang hits pada tahun 90an ini rupanya merupakan singkatan dari nama para personelnya, yakni Katon Bagaskara, Lilo, Adi Adrian, dan Ari Burhani.

Yang terakhir adalah band Yovie & Nuno yang sempat membuat penggemar bertanya-tanya. Pasalnya, Yovie sendiri adalah nama salah satu personelnya yakni Yovie Widianto.

Sedangkan nama Nuno sendiri merupakan akronim dari Numero Uno yang makannya adalah ‘Nomor Satu’.

Itulah informasi mengenai 10 Nama Band Musik Terkenal Indonesia yang Berasal dari Singkatan.

Last updated on May 25, 2024

Minor bug fixes and improvements. Install or update to the newest version to check it out!

Kangen Band (sebelumnya bernama Cleopatra) adalah grup musik beraliran pop melayu asal Indonesia yang dibentuk pada tanggal 4 Juli 2005 di Bandar Lampung oleh Dodhy Hardiyanto dan teman temannya. Band ini sering bongkar pasang personil Walaupun begitu, band ini kembali ke formasi awal pada awal tahun 2021.[1]

Sebelum Dodhy Hardiyanto membentuk band dengan nama Kangen, ia terlebih dulu mempunyai band dengan nama Cleopatra, band inilah yang menjadi cikal bakal Kangen Band. Formasi Cleopatra berbeda dengan personil Kangen Band yang kita ketahui sekarang, yang sama hanyalah basisnya Bebe dan Dodhy sendiri, nama Kangen adalah nama samaran Dodhy ketika berkenalan dengan seseorang. Belakangan, nama Kangen dijadikan sebagai nama band ini.

Kangen Band dibentuk di Bandar Lampung pada tahun 2005 yang didirikan oleh Dodhy Hardiyanto (gitar sekaligus pencipta lagu), ia mengajak satu persatu teman temanya untuk membuat sebuah grup band, ia mengajak Tama (gitar), Bebe (bass), Izzy (keyboard), dan Baim (drum), sebelum Andika Mahesa bergabung sebagai vokalis, Kangen band vokalnya diisi oleh Dodhy sendiri, ia merangkap sebagai vokalis dan gitaris. Namun pada suatu momen ia mengalami sakit tenggorokan, sehingga ia mengajak Andika Mahesa yang sebelumnya hanyalah seorang crew, untuk menjadi member tetap vokalis Kangen Band. Dodhy mengetahui suara Andika punya warna yang bagus pada saat Andika nongkrong dan nyanyi di depan rumah Dodhy, menurutnya Andika cocok membawakan lagu ciptaan Dodhy meskipun secara tehnik Andika masih kaku mengolah vokal.

Uniknya adalah ketika Dodhy mengajak teman temannya untuk membentuk band, teman-temannya pada saat itu belum bisa bermain alat musik sama sekali. Sehingga Dodhy perlu mengajarinya terlebih dahulu, seperti halnya Izzy waktu diajak untuk nge-band, ia belum bisa bermain keyboard sama sekali. Kerana Izzy sebelumnya hobi gemar otomotif, akhirnya ia diajari bermain keyboard oleh Dodhy yang pada saat itu sudah jago walaupun posisinya sebagai gitaris. Nama "Kangen" sendiri dipilih oleh Dodhy sebagai nama band, nama tersebut berawal dari ia sendiri yang merupakan leader, ketika berkenalan dengan seseorang sering menggunakan nama samaran "Kangen" yang pada akhirnya oleh Dodhy dijadikan sebagai nama bandnya.

Pada awalnya, Kangen Band merupakan sebuah band indie di Lampung, mereka sendiri sudah memproduksi beberapa lagu mereka secara indie walaupun awalnya mereka masih awam mengedarkannya secara komersil. Waktu mereka mengirim demo album di salah satu stasiun radio milik pemerintah di Lampung, awalnya ditolak oleh pihak stasiun radio lantaran masih dalam bentuk kaset pita (tanpa proposal). Akhirnya dibuatlah sebuah proposal dan mereka mencoba mengirim kembali demo album mereka ke radio dalam bentuk Compact Disc (CD) dan akhirnya pihak stasiun radio tertarik dengan salah satu lagu mereka di track pertama dengan judul Penantian Yang Tertunda.

Tak puas sampai disitu mereka mengakali dengan cara merequest lagu mereka sendiri dengan cara menelpon, salah satu mereka meminta memutar lagu track kedua dengan judul Usai Sudah (Tentang Aku Kau, & Dia), alhasil lagu mereka pun sering mengudara di radio selama seminggu berturut- turut. Hingga banyaknya pelanggan pendengar radio itu ikut serta meriquest lagu kedua mereka hingga akhirnya lagu Usai Sudah mendapat posisi peringkat 1 kerana paling banyak pendengarnya. Konon katanya lagu mereka meledak melebihi angka komersil band-band ternama, padahal pada saat itu penjualan album original sedang lesu dengan maraknya pembajakan yang membuat mereka dijuluki sebagai band hantu, kerana nama dan lagunya dimana-mana tetapi wujud personelnya tidak tau siapa. Hingga pada suatu hari Pak Sujana, selaku produser managemen Positif Art, berminat untuk merubah aransemen lagu mereka secara komersil kerana lagu-lagu mereka memiliki nilai jual yang tinggi.

Hingga akhirnya pertengahan tahun 2006, Pak Sujana mendapat contact person manager mereka dari salah satu artis sekaligus talent Positif Art yaitu Yuni Sulistyowati, hingga akhirnya mereka hijrah ke Jakarta dan tampil perdana di acara HUT TVRI sekaligus promosi dan perkenalan diri mereka sebagai band pendatang baru.

Album perdana mereka adalah Tentang Aku, Kau & Dia (2007) dan Yang Sempurna yang merupakan repackage dari album perdana.

Beberapa lagu dalam album ini, Tentang Bintang dan Selingkuh menjadi hit yang populer di masyarakat. Selain itu, Kangen Band juga berhasil masuk sebagai Grup Band Tervaforit pada SCTV Awards 2007. Pada tahun yang sama, mereka membintangi sebuah sinetron berjudul Aku Memang Kampungan, yang bercerita tentang perjalanan karier mereka.[2]

Pada tahun 2008, Kangen Band meluncurkan album kedua yaitu Bintang 14 Hari.[2] Bintang 14 Hari menyajikan warna musik yang berbeda dengan menampilkan unsur Melayu dan mengeksplorasi unsur Jawa. Di album ini, Kangen menggaet arranger Andi Bayou (yang juga pernah jadi arranger Sheila on 7) dengan backing vocal Eren.[3][4]

Pada tanggal 6 Mei 2009, Kangen Band merilis album ketiga mereka yang diberi judul Pujaan Hati, dengan hits single Terbang Bersamaku dan Pujaan Hati.[2]

Di tahun 2022, Kangen Band merilis ulang single Cinta Sampai Mati bekerja sama dengan label Wahana Production yang sebelumnya dibawakan penyanyi pendatang baru yaitu Raffa Affar, lagu ini menjadi top trending #1 di platform digital, selama berturut-turut. Pada tahun yang sama, Kangen Band merilis single ke-16 nya dengan judul Kamu Gila.

Kangen Band dinilai sebagai sebuah fenomena yang menggambarkan naik kelasnya kalangan ekonomi bawah ke kelas menengah secara masif.[5] Meskipun disambut meriah oleh pasar dengan penjualan yang mampu menembus 300.000 keping, kehadiran mereka mengejutkan karena baik penampilan maupun kualitas musik dianggap di bawah band menengah-elit. Kehadiran mereka juga dituduh merusak kualitas musik Indonesia.[5] Dalam sebuah acara yang diadakan oleh Rollingstone, vokalis band Naif, David Bayu Danangjaya, secara terbuka menyatakan keberatannya terhadap Kangen Band, termasuk label tempat bernaung band tersebut.[5][6] Keberatan David dilatari oleh banyaknya produser musik yang pada saat itu cenderung mematikan heterogenitas musik Indonesia dengan hanya fokus menggarap band-band bercorak pop melayu.[7]

Dalam bukunya Cracking Zone, pakar manajemen perubahan Rhenald Kasali mengungkapkan bahwa cemoohan terhadap Kangen Band menggambarkan "kegalauan psikologis masyarakat menengah ke atas (di Indonesia) dalam menerima strata sosial yang lebih rendah sebagai konsumen pada strata yang sama..." Penolakan tersebut menyimbolkan ketidakmampuan menafsirkan kode-kode baru kehidupan sosial. Kasali juga menyamakan fenomena penolakan ini dengan kegalauan psikologis yang dialami bangsa Amerika pada tahun 60-an, ketika Martin Luther King memimpin gerakan kaum sipil membebaskan Amerika dari belengu-belenggu perbedaan warna kulit.

Pada tanggal 11 Maret 2011 seluruh anggota Kangen Band kecuali Eren (Dodhy, Andika, Tama, Iim, Izzy, dan Bebe) ditangkap atas tuduhan pemakaian narkoba.[8] empat dari enam anggota bebas dari narkoba berdasarkan hasil tes urine.[9] Andika dan Izzy ditahan sedangkan anggota yang lain bebas dari tuduhan.[10]

Sahara Band adalah sebuah grup musik yang berdiri tahun 1988 atas rintisan Richard Mutter dan Irvan Harahap. formasi pertama adalah dengan bassis Ahmad 'Apet' yang juga vokalis. trio Sahara ini mengawali karier dengan hanya meng'cover lagu lagu dari kelompok Rush. pada tahun kedua, Ahmad 'Apet' mengundurkan diri dan diganti oleh Ahmad Sebastio pada bass, dan tak lama mereka mengajak Iwan Leo sebagai vokalis. Setelah sejumlah podium festival rock berhasil diduduki, Sahara Band kemudian menapaki kariernya di dunia rekaman pada tahun 1994 dengan album perdana bertajuk Insomnia. Dengan vokalis Ixan Rantas dan didukung oleh gitaris Dion, bassis Ahmad Sebastio serta drummer Agus Aziz, pada tahun 1996 grup asal Bandung ini berhasil menorehkan namanya di blantika musik negeri dengan single manis "Biarlah Sepi" dari album keduanya.

Sahara berdiri tahun 1988 atas rintisan Richard Mutter dan Irvan Harahap, kemudian mereka mengajak Ahmad 'Apet' untuk mengisi posisi bass dan vokal. awal karier Sahara mereka hanya mengcover lagu lagu milik kelompok musik Rush asal Kanada. tak lama berselang Ahmad 'Apet' mengundurkan diri dan diganti oleh Ahmad Sebastio sampai sekarang. Pencapaian awal karier terpenting Sahara adalah saat menjadi juara 3 di Festival Rock 6 versi Log Zhelebour tahun 1991, dengan formasi: Irvan Harahap (gitar), Iwan Leo (vokal), Richard Mutter (drum) dan Ahmad Sebastio (bass). Ahmad Sebastio juga menyabet gelar Bassist Terbaik di ajang ini. Dari ajang ini Sahara merekam single pertama nya berjudul "Bangkit". tetapi formasi ini tidak bertahan lama, posisi gitar diganti oleh Dion, sementara vokal digawangi oleh Ryan Christie, dari formasi ini kembali Sahara menjadi 10 finalis di ajang Festival Rock 7 versi Log Zhelebour tahun 1993. kali ini Richard Mutter menyabet gelar Drummer Terbaik. dan Sahara merekam single keduanya yang berjudul "Dunia". Dua single dari Sahara ini terangkum dalam 2 album kompilasi rilisan Log Zhelebour. Tak berapa lama Richard Mutter pun mengundurkan diri dan bergabung dengan Pas Band.

Sampai akhirnya dengan vokalis Ixan Rantas didukung oleh gitaris Dion, bassis Ahmad Sebastio, serta drummer Agus Azis, grup asal Bandung ini merilis album pertamanya "Insomnia" pada tahun 1994.

Melalui formasi Agus, Dion, Sebastio dan Ixan merilis album kedua yang diberi tajuk Biarlah Sepi tahun 1996. Kelompok rock asal Bandung ini terlihat mengubah aliran ketika merilis album ini, setidaknya di lagu unggulan Biarlah Sepi yang terdengar beda dengan album sebelumnya. Biasanya lagunya rock dengan lengkingan nada tinggi, tetapi di lagu tersebut mereka tampil santai, bahkan nada yang dinyanyikan adalah low tone. Usaha ini membuat lagu ini tidak hanya disukai pendengar rock tetapi juga pendengar pop.

Sahara, band menengah yang mempunyai penguasaan teknis dan semangat yang tinggi, tahun 90an adalah tahun yang membuat band ini melejit. Namun dalam perkembangannya, corak musik band ini mengikuti pasar dengan suasana rock yang berkurang drastis berbeda pada masa awal band ini terbentuk.

Grup band asal Bandung ini sempat merajai festival-festival rock pada tahun 90-an. Album pertamanya berjudul Insomnia dirilis tahun 1994, kemudian Biarlah Sepi (1996), disusul album Tiga (1998), dan album 4th (2000). Terakhir pada tahun 2007 Sahara merilis album berjudul Kemarin, Kini dan Nanti.

Album The Best of Sahara keluar sebelum Sahara merilis album keempatnya pada tahun 2000. Album Best ini merupakan kumpulan terbaik dari tiga album sebelumnya yaitu Insomnia (1994), Biarlah Sepi (1996) dan Tiga (1998), ditambah satu lagu baru berjudul Hasrat.

Di album terakhir itu posisi vokalis diisi oleh Ridwan mantan vokalis Violet yang nahasnya ketika sedang sibuk-sibuknya mereka promo album, Ridwan mengalami kecelakaan lalu lintas hingga meninggal dunia. Kemudian vokalis muda Eron Reza sebagai vokal pengganti, namun tidak lama cabut karena fokus studi nya dan digantikan Alex Rudiart Hutajulu dan sempat mengeluarkan beberapa single, akhirnya pada tahun 2012 Ixan Rantas kembali. Terakhir, secara nasional tampil reuni pada acara Radio Show di tvOne bulan 28 Mei 2012.

Tanggal 16 September 2012, Sahara kembali menggebrak dengan penampilan apiknya di gelaran Bandung Rockin Fest yang di selenggarakan di Lapangan Brigif Cimahi .

“Keberagaman bangsa kita perlu alat pemersatu/Sudah teruji kesaktiannya/Dasar negara kita Pancasila/Perbedaan itu indah karena ciptaan yang kuasa/Marilah kita syukuri bersama jangan takutkan itu…….”

Untaian kata yang bernada patriotik di atas itu adalah penggalan dari syair lagu bertajuk “Cinta Negeriku”, karya cipta Dose Hudaya. Lagu itu adalah single terbaru dari Sahara, grup rock dari Kota Bandung yang sudah berjaya sejak tahun 1989.

“Lagu Cinta Negeriku merupakan lagu pertama yang bukan ciptaan personil Sahara. Sahara diberi kebebasan untuk membuat aransemennya. Kami suka lagu itu, notasi dan syairnya oke banget, apalagi temanya mengandung nilai patriotik.”.

Sahara dipilih untuk berkolaborasi karena merupakan rock band senior. “Sahara punya skill bagus dan bisa berkolaborasi. Tema patriotik atau cinta Tanah Air diusung karena dikaitkan dengan momentum Peringatan Kemerdekaan RI dan situasi belakangan ini dimana ada upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi NKRI,” ujar pencipta lagu dan produser rekaman senior Kota Bandung yang berjaya dengan brand DHP Indonesia ini.

Formasi teranyar Sahara adalah Ahmad Sebastio (bass), Gan Gan (gitar), Agus Aziz (drum), dan Ixan Rantas (Vokal).

“Lagu Cinta Negeriku dibalut dengan musik hard rock. Semoga bisa memuaskan kerinduan Balad Sahara dimana pun berada kepada Sahara,” ucap Ahmad. “Balad Sahara” adalah sebutan fans Sahara.